Selasa, 16 Juni 2009
Bahaya Kartun Kekerasan Terhadap Mental Anak
Seringkali kita menghabiskan waktu kita di depan layar televisi demi menghilangkan jenuh setelah aktivitas seharian. begitu pula anak-anak, ketika orang tua khawatir jika anaknya bermain diruma, maka televisi adalah salah satu tayangan empuk untuk menghibur diri mereka. tanpa kita sadari televisi tersebut telah memberi cukup banyak kontribusi terhadap perkembangan kepribadian anak.
tayangan kartun selama ini dianggap sebagian besar orang tua adalah tayangan yang paling cocok ditonton oleh masyarakat, dibandingkan dengan tayangan-tayangan lain seperti sinetron ataupun relaityshow. namun saat ini tak jarang kartun yang menyuguhkan adegan kekerasan, sehingga diakui atau tidak, hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan mentalitas dan perkembangan kepribadian anak. hal yang paling mudah kita lihat adalah banyaknya anak-anak yang menirukan adegan-adegan kekerasan tersebut.
hal ini terjadi karena dalam anak-anak adalah individu yang sedang mengalami masa perkembangan sehingga seringkali mengimitasi apa yang diajarkan kepadanya. jadi, para orang tua diharapkan lebih selektif untuk memilih tayangan yang diberikan pada anaknya, agar tak terjadi suatu dekadensi moral pada generasi emas masa depan Indonesia! dan bagi insan pertelevisian Indonesia, Jayalah dengan tayangan perfilman yang berkualitas dan edukatif!
Senin, 15 Juni 2009
Color Impact dalam Perfilman
Tak dapat kita pungkiri bahwa warna berperan sangat besar dalam pengerjaan sebuah film. Disadari atau tidak, warna membawa psikologis yang berbeda-beda saat kita menonton suatu film. Warna juga mentukan banyak sekali Asosiasi:
Seperti misalnya Warm and Cold Color:
Warm Color : merah, kuning, coklat, oranye
Cold Color : biru, hijau, putih
Atau beberapa simbol tentang warna:
Merah: kehangatan, kemarahan, kesenangan,
kekuatan, keberanian.
Green : Kesegaran, muda, semangat baru
Yellow : Cahaya matahari, penghianatan,
briliant, warnanya orang Asia Timur dsb
White : Salju, kehalusan, suci, dingin dsb
Black : Kebijaksanaan, misterius, kedalaman dsb.
Abu-abu: kebimbangan, ketidakseriusan dsb.
Dsb.
Semua warna tergantung konteks apa yang melatarbelakangi.
Langkah-Langkah Membuat Skenario
Diperlukan beberapa tahap untul mengolah suatu ide cerita menjadi sebuah skenario. Skenario yang baik adalah yang memiliki acuan struktur tangga dramatik, adegan yang proporsional, dan penyampaian alur peristiwa yang runtut. Langkah-langkah pembuatan skenario tersebut antara lain sebagai berikut:
1.Ide Pokok/Tema
Ini merupakan tahap menentukan bobot dan penyajiannyamenentukan nilai dari film. Ide pokok adalah sebuah jawaban mengenai pertanyaan yang mendasar pada sebuah film, yakni apa yang hendak dibicarakan dalam film tersebut. Bobot ide pokok tersebut memiliki kedalaman dan keluasan jangkauan. Itulah yang menentukan nilai sebuah ide pokok. Semakin luas dan dalam pemikirannya, semakin berbobot ide tersebut.
2.Basic Story
Basic story menjadi pangkal dari struktur cerita. Basic story menjadi kerangka selanjutnya untuk membentuk plot cerita. Meskipun ringkas, basic story mengandung informasi-informasi mendasar dalam sebuah film, seperti tempat dan waktu peristiwa, tokoh utama dan tokoh pendukung, konflik yang menghidupkan suasana, gambaran ringkas alur cerita, klimaks dan penyelesaian konflik.
3.Sinopsis
Sinopsis disini dimaksidkan agar penonton memahami secara sekilas bagaimana film tersebut disajikan. Sinopsis berisi ikhtisar film, alur cerita, konflik, maupun tokoh yang penting dan memepengaruhi plot, termasuk informasi tempat dan waktu kejadian. Secara umum sinopsis ditulis dalam tiga alinea. Alinea pertama berisi indormasi identifikasi, alinea kedua tentang konflik yang terjadi dan perkembangan alur ceritanya, sedangkan alinea terahir mencakup klimaks dan penyelesaian konflik.
4.Treatment
Treatment adalah sketsa dari sebuah skenario dan menjadi kerangka ceritanya. Fungsi utama tratment adalah membuat sketsa penataan konstruksi dramatik. Sketsa tersebut memungkinkan diubahnya urutan peristiwa hingga ditemukan sebuah plot yang proporsional dan tepat. Untuk mempermudah pembuatan teatmen tersebut, bisa digunakan alat bantu berupa beberapa kartu yang berisi alur cerita, yang bisa dirubah urutannya.
5.Skenario
Jika sinopsi adalah penuturan cerita secara literatur, maka skenario adalah penuturan secara filmis, dengan penataan secara khusus. Skenario adalah draft akhir sebuah jalinan ceritayang siap divisualisasikan menjadi sebuah karya film. Namun, harus diingat bahwa skenario bukanlah sebuah karya sastra melainkan patokan dalam pembuatan film.
1.Ide Pokok/Tema
Ini merupakan tahap menentukan bobot dan penyajiannyamenentukan nilai dari film. Ide pokok adalah sebuah jawaban mengenai pertanyaan yang mendasar pada sebuah film, yakni apa yang hendak dibicarakan dalam film tersebut. Bobot ide pokok tersebut memiliki kedalaman dan keluasan jangkauan. Itulah yang menentukan nilai sebuah ide pokok. Semakin luas dan dalam pemikirannya, semakin berbobot ide tersebut.
2.Basic Story
Basic story menjadi pangkal dari struktur cerita. Basic story menjadi kerangka selanjutnya untuk membentuk plot cerita. Meskipun ringkas, basic story mengandung informasi-informasi mendasar dalam sebuah film, seperti tempat dan waktu peristiwa, tokoh utama dan tokoh pendukung, konflik yang menghidupkan suasana, gambaran ringkas alur cerita, klimaks dan penyelesaian konflik.
3.Sinopsis
Sinopsis disini dimaksidkan agar penonton memahami secara sekilas bagaimana film tersebut disajikan. Sinopsis berisi ikhtisar film, alur cerita, konflik, maupun tokoh yang penting dan memepengaruhi plot, termasuk informasi tempat dan waktu kejadian. Secara umum sinopsis ditulis dalam tiga alinea. Alinea pertama berisi indormasi identifikasi, alinea kedua tentang konflik yang terjadi dan perkembangan alur ceritanya, sedangkan alinea terahir mencakup klimaks dan penyelesaian konflik.
4.Treatment
Treatment adalah sketsa dari sebuah skenario dan menjadi kerangka ceritanya. Fungsi utama tratment adalah membuat sketsa penataan konstruksi dramatik. Sketsa tersebut memungkinkan diubahnya urutan peristiwa hingga ditemukan sebuah plot yang proporsional dan tepat. Untuk mempermudah pembuatan teatmen tersebut, bisa digunakan alat bantu berupa beberapa kartu yang berisi alur cerita, yang bisa dirubah urutannya.
5.Skenario
Jika sinopsi adalah penuturan cerita secara literatur, maka skenario adalah penuturan secara filmis, dengan penataan secara khusus. Skenario adalah draft akhir sebuah jalinan ceritayang siap divisualisasikan menjadi sebuah karya film. Namun, harus diingat bahwa skenario bukanlah sebuah karya sastra melainkan patokan dalam pembuatan film.
Minggu, 14 Juni 2009
Film Islamiah? Menurutmu?
Setelah film horor merajalela,nampaknya saat ini fim bergenre islamiah sedang menjadi primadona di hati pemirsa Indonesia. Sederatan film islami seperti film ayat-ayat cinta yang membuka awal kesuksesan film islami, kemudian mereka panggil aku rasul, perempuan berkalung sorban, dan yang terbaru adalah ketika cinta bertasbih turut meramaikan dunia perfilman indonesia. Bukan hanya itu, sederetan sinetron di televisi juga ikut menampilkan kisah-kisah islamiah.
Beberapa orang mengatakan bahwa tayangan tersebut merupakan salah satu cara berdakwah yang cukup tepat, namun sebagian pula mengatakan bahwa itu merupakan pengeksploitasian ajaran agama untuk dijual dan terkadang dilebih-lebihkan. Lalu bagaimana pendapatmu mengenai film bergenre islamiah?
Apakah Reality Show = Reafiksi Show???
Beragam tayangan disuguhkan di layar televisi Indonesia. Tapi nampaknya saat ini banyak artis pendatang baru yang mewarnai layar berukuran 21 inch itu. Dengan beragam kisah yang dirangkai dalam sebuah reality show, para artis beradu peran, seolah-olah itu adalah sebuah kisah nyata yang ia alami sendiri, padahal mungkin terdapat skenario di baliknya. Misalnya saja yang menjadi topik terhangat saat ini adalah tayangan termehek-mehek yang dikabarkan oleh ketua Komisi Penyiaran Indonesia bahwa tayangan tersebut tidak menayangkan kejadian yang sebenarnya, melainkan kejadian menurut skenario dan rekayasa.
Sebenarnya saat ditanya para penonton realityshow tersebut mengaku tidak seberapa percaya bahwa tayangan tersebut benar-benar sebuah kenyataan. Para pemirsa realityshow tersebut mengatakan bahwa sedikit aneh apabila seseorang dengan mudahnya mempublikasikan masalah bahkan aib pribadinya kepada media. Hal-hal yang biasanya ditutup-tutupi seperti kertetakan rumah tangga, perbuatan menyimpang, perselingkuhan, kejelekan anggota keluarga malah dibuka-buka didepan publik yang luas. Apalagi tayangan realityshow tersebut ditayangkan dengan intensitas yang cukup sering, bahkan hampir setiap hari kita dapat menjumpai tayangan realityshow. Lalu apakah benar semudah itu insan perfilman Indonesia mendapatkan narasumber atau klien yang mau cerita pribadinya menjadi konsumsi publik?
Selain kesangsian terhadap cerita pribadi yang diumbar dengan mudah tersebut, beberapa pemirsa realityshow juga mengatakan bahwa beberapa pemeran dalam tayangan tersebut belum cukup mahir dalam membawa perannya. Terkadang aktor atau aktris dalam tayangan itu berperan hiperbolisdan terkesan dibuat-buat. Parahnya beberap pemirsa realityshow tersebut mengatakan ada beberapa pemeran di realityshow satu mereka lihat pula di realityshow lainnya. Mungkin hal ini dapat menjadi suatu koreksi terhadap Rumah Produksi yang masih membawa label ”Realityshow” dalam tayangannya untuk memastikan agar pemeran-pemeran di dalamnya tak pernah bermain di realityshow lain.
Lalu jika kita telah mengetahui bersama bahwa reality show bukanlah pertunjukan kisah yang sebenarnya, masih pantaskah reality show merajai perfilman Indonesia? Ataukah memang kita menganggap bahwa relity show itu sama dengan reafiksi show?
Televisi: Ajang mejeng calon presiden
Pemilu presiden sudah di depan mata. Sejak masa kampanye dibuka, atau mungkin sesaaat sebelum masa kampanye itu dibuka, tayangan-tayangan audio visual tentang calon-calon presiden Indonesia sudah mewarnai space iklan yang tersedia di televisi. Dengan bermacam suguhan, para calon presiden tersebut mencoba meraih simpati masyarakat. Dengan prestasi-prestasinya, visi dan misinya, kemampuannya, para calon presiden tersebut dengan percaya diri menghiasi layar kaca. Nampaknya para calon presiden kita berasusmsi bahwa televisi merupakan ajang kampanye yang cukup potensial. Buktinya uang berpuluh-uluh juta untuk membuat iklan tersebut rela mereka keluarkan demi simpati masyarakat yang dapat tersedot dari iklan-iklan tersebut.
Bukan hanya lewat iklan-iklan politik, kita dapat menyaksikan wajah-wajah calon presiden kita. Tapi berbagai acara televisi juga berebut menampilkan calon presiden kita. Mulai dari acara debat calon presiden, deklarasi presiden, berita-berita seputar pemilu, namun juga ada beberapa acara non formal yang turut menampilkan sang calon presiden dalam acaranya walau hanya sebagai bintang tamu yang nampak beberapa menit saja.
Padahal pemilu-pemilu yang lalu penggunaan media televisi sebagai ajang calon kampanye presiden tidak begitu sering intensitasnya. Namun semoga dengan perkembangan ini, pemilu presiden 2009 ini akan benar-benar berlangsung dengan demokratis, dan semoga aksi mejeng yang dilakukan para calon presiden tersebut bukan omong kosong belaka, namun semoga denganterpilihnya presiden Indonesia 2009 akan membawa kondisi Indonesia menjadi lebih baik.
Prosedur Kerja Produksi Pembuatan Film
Film-film yang sering kita lihat di televisi selama beberapa menit saja, ternyata memiliki proses yang begitu panjang dan rumit. Banyak yang harus dilakukan oleh pembuat film. Secara umum terdapat 13 kerja prosedur dari pembuatan film, yaitu:
1.Membuat working scedule
Ini merupakan proses perencanaan pembagian kerja dan pelaksanaannya. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi hambatan saat proses syuting dilakukan
2.Membuat script breakdown sheet
Assisten sutradara I dan manajer Produksi bekerja sama untuk membedah skenario menjadi script breakdown, yakni catatan formulir produksi yang berisi uraian mengenai segala hal yang dibutuhkan sebuah scene. Assisten sutradara I mengupas scene per scene dengan pertimbangan bahwa sutradara yang telah membuat rancangan pengambilan gambar sudah sesuai dengan Director’s threatment.
3.Membuat script breakdown
Script breakdown merupakan hasil pengumpulan script breakdown sheet dengan menampilkan informasi-informasi pentingnya.
4.Membuat production run down
Setelah menata script breakdown, maka sutradara I dan produsen kembali menata scene by scene yang dikelompokkan sesuai dengan lokasi yang sama dan waktu yang berhubungan
5.Membuat breakdown budget
Membuat perincian biaya per departemen secara detail meliputi status ketersediaan barang seperti beli atau sewa, jumlah unit, biaya rata-rata, harga total biaya, dll.
6.Merekap budget produksi
Setelah perincian keuangan per departemen selesai, maka bagian keuangan merekap seluruh kebutuhan dana.
7.Melengkapi perijinan danlokasi
Parijinan penggunaan lokasi harus diatur dengan baik, agar tidak mengganggu jalannya pembuatan film.
8.Membuat kontrak kerja
Pembuatan kontrak kerja ini sangat penting, agar ada keprofesionallan rekan kita dalam bekerja. Serta dari kontrak kerja tersebut, ada suatu kepastian upah dan kompensasi yang ditanggung.
9.Memesan logistik
10.Menyiapkan transportasi
11.Mengadakan casting
12.Menyiapkan call sheet
13.Melengkapi properti dan set
1.Membuat working scedule
Ini merupakan proses perencanaan pembagian kerja dan pelaksanaannya. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi hambatan saat proses syuting dilakukan
2.Membuat script breakdown sheet
Assisten sutradara I dan manajer Produksi bekerja sama untuk membedah skenario menjadi script breakdown, yakni catatan formulir produksi yang berisi uraian mengenai segala hal yang dibutuhkan sebuah scene. Assisten sutradara I mengupas scene per scene dengan pertimbangan bahwa sutradara yang telah membuat rancangan pengambilan gambar sudah sesuai dengan Director’s threatment.
3.Membuat script breakdown
Script breakdown merupakan hasil pengumpulan script breakdown sheet dengan menampilkan informasi-informasi pentingnya.
4.Membuat production run down
Setelah menata script breakdown, maka sutradara I dan produsen kembali menata scene by scene yang dikelompokkan sesuai dengan lokasi yang sama dan waktu yang berhubungan
5.Membuat breakdown budget
Membuat perincian biaya per departemen secara detail meliputi status ketersediaan barang seperti beli atau sewa, jumlah unit, biaya rata-rata, harga total biaya, dll.
6.Merekap budget produksi
Setelah perincian keuangan per departemen selesai, maka bagian keuangan merekap seluruh kebutuhan dana.
7.Melengkapi perijinan danlokasi
Parijinan penggunaan lokasi harus diatur dengan baik, agar tidak mengganggu jalannya pembuatan film.
8.Membuat kontrak kerja
Pembuatan kontrak kerja ini sangat penting, agar ada keprofesionallan rekan kita dalam bekerja. Serta dari kontrak kerja tersebut, ada suatu kepastian upah dan kompensasi yang ditanggung.
9.Memesan logistik
10.Menyiapkan transportasi
11.Mengadakan casting
12.Menyiapkan call sheet
13.Melengkapi properti dan set
Langganan:
Postingan (Atom)